LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
UJI NODA LEMAK, UJI
KELARUTAN DAN UJI EMULSI
Disusun oleh
Nama : Muhammad Eko Setyawan
NIM : C31120745
Golongan : A
Dosen
: Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU . MP
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Tujuan
instruksional khusus
Pada
akhir praktikum, mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menjelaskan
lipida dapat membentuk noda semi transparan pada kertas
1.2 Menjelaskan
mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu
1.3 Terjadinya
pembentukan emulsi dari minyak
2.
Teori
Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis yang
tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya
semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.
Lemak pada umumnya tidak larut dalam air
tetapi sedikit larut dalam lkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, aseton, benzona, atau pelarut nonpolar lainya. Minyak
dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan terpisah menjadi dua lapisan. Sebaiknya minyak dalam noda (Na2CO3)
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
bereaksi membentuk sabun.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi
metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya
terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier
terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak
maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan disekeliling minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan,
sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lainya.
Bahan emulsifier dapat berupa :
protein, gum, sabun, atau garam
empedu.
3.
Organisasi
3.1 mahasiswa
dibagi menjadi beberapa kelompok praktikum dan masing-masing kelompok dipimpin
seorang ketua kelompok
3.2 semua
kelompok kerja praktikum dibimbing seorang dosen pembimbing praktikum dibantu
oleh teknisi laboratorium.
BAB II
METODOLOGI
1.
Alat
dan Bahan
v Alat
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Pipet ukur
·
Pipet tetes
v Bahan
·
Minyak kelapa
·
Campuran alkohol-eter
(2:1)
·
Kertas tulis yang tidak
tembus pandang
·
Kertas saring
·
Alkohol 96%
·
Kloroform
·
Eter
·
Akuades
·
Larutan Na2CO3
0,5%
·
Larutan sabun
·
Larutan protein 2%
·
Larutan empedu encer
2.
Pelaksanaan
praktikum
v Uji noda lemak
-
Memasukkan 2 mL
campuran alkohol-eter kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering
-
Menambahkan 10 tetes
minyak kelapa dan mengkocok kuat-kuat sampai semua bahan larut
-
Meneteskan campuran
tersebut pada kertas saring dan kertas tulis. Membiarkan pelarut menguap dan
melihat noda yang terbentuk
-
Mencuci nodanya dengan
air dan mengeringkan kembali kertasnya dan memperhatikan nodanya kembali
-
Menganati perubahan
yang terjadi
-
Mengulangi percobaan
sekali lagi
v Uji kelarutan lemak
-
Menyiapkan 4 tabung
reaksi yang bersih dan kering
-
Mengisi tabung pertama
dengan sebanyak 1 mL akuades, mengisi tabung kedua dengan alkohol 96% eter,
mengisi tabung ketiga dengan kloroform, dan mengisi tabung keempatdengan
larutan Na2CO3 0,5%
-
Menambahkan pada setiap
tabung 5 tetes minyak kelapa
-
Mengocok sampai
homogen, lalu biarkan beberapa saat, dan mengamati sifat kelarutanya.
-
Mengamati perubahan
yang terjadi
v Uji pembentukan emulsi
-
Menyiapkan 5 tabung
reaksi yang bersih dan kering
-
Memasukkan kedalam
setiap tabung 5 tetes minyak kelapa
-
Menambahkan pada tabung
pertama akuades sebanyak 2 mL, pada tabung kedua akuades 2 mL dan 5 tetes Na2CO3
0,5%, pada tabung ketiga akuades 2 mL dan 5 tetes larutan sabun, pada tabung
keempat larutan protein sebanyak 2 mL, tabug kelima larutan empedu encer
sebanyak 2 mL
-
Mengkocok setiap tabung
dengan kuat, lalu biarkan beberapa saat
-
Mengamati perubahan
yang terjadi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
1.
Tabel
uji noda lemak
No
|
Larutan
|
Hasil pengamatan
|
|
Sebelum di cuci
|
Sesudah dicuci
|
||
1
|
2 mL
alkohol – eter ditambah 10 mL minyak kelapa
(tidak
bercampur)
|
·
pada kertas saring,
warna noda terlihat jelas
·
pada kertas HVS, warna noda
putih dan terlihat jelas
|
·
pada kertas saring, warna
noda terlihat kurang jelas dari pada sebelum dicuci
·
pada kertas HVS, masih
terdapat noda namun kurang jelas dibanding sebelum dicuci
|
2. Tabel uji kelarutan minyak
Nomer tabung
|
Larutan
|
Hasil pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
A
|
1
mL akuades + 5 tetes minyak kelapa
|
·
Sebelum dicampur (homogen)
larutan terbentuk dua lapisan (minyak bagian atas dan aquades bagian bawah).
Dan larutan tidak bercampur.
|
·
Sesudah di homogenisasi,
larutan tetap tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (atas minyak dan
bawah akuades.
|
B
|
1
mL alkohol 96% eter + 5 tetes minyak kelapa
|
·
Sebelum di homogenisasi
larutan tidak bercampur, minyak berada dibawah.
|
·
Sesudah di homogenisasi
larutan tidak bercampur berwarna putih keruh dan minyak berada dibawah.
|
C
|
1
mL kloroform + 5 tetes minyak kelapa
|
·
Larutan bercampur, minyak
minyak larut dalam kloroform
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan bercampur, minyak terlarut sempurna dan warna larutan putih bening.
|
D
|
1
mL Na2CO3 0,5% + 5 tetes minyak kelapa
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur, membentuk dua lapisan dan berwarna bening, (minyak
diatas dan Na2CO3 di bawah)
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur, membentuk 2 lapisan ( minyak diatas dan Na2CO3
dibawah) dan berwarna keruh
|
3. Tabel uji pembentukan emulsi
Nomor tabung
|
Larutan
|
Hasil pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1
|
5
tetes minyak kelapa + akuades 2 mL
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan (minyak diatas dan akuades
dibawah)
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak diatas dan akuades
dibawah), berwarna keruh (terjadi emulsi tidak setabil)
|
2
|
5
tetes minyak kelapa + 5 tetes Na2CO3
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan
Na2CO3 dibawah). Berwarna putih bening.
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak di dibagian atas
dan Na2CO3 dibawah). Berwarna keruh dan terjadi emulsi
tidak setabil.
|
3
|
5
tetes minyak kelapa + 5 tetes larutan sabun
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan
larutan sabun dibagian bawah), berwarna putih bening.
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan
larutan sabun dibagian bawah), berwarna keruh dan terjadi emulsi tidak
setabil.
|
4
|
5
tetes minyak kelapa + protein 2 mL
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan
larutan protein di bagian bawah), warna putih keruh dan kuning.
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur membentuk dua lapisan. Dan berwarna putih keruh.
|
5
|
5
tetes minyak kelapa + empedu encer
|
·
Sebelum dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan
empedu encer di bagian bawah), berwarna hijau bening pada empedu dan kuning
pada minyak.
|
·
Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur membentuk dua lapisan (minyak dibagian atasa dan
empedu encer dibagian bawah. Berwarna hijau keruh. Terjadi emulsi
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada
praktikum pengujian noda lemak, uji kelarutan dan uji emulsi ini didapatkan
hasil sebagai berikut :
1.
Uji
noda lemak
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil larutan
campuran 2 mL alkohol-eter dengan 10 tetes minyak
kelapa dan di teteskan pada kertas
saring dan kertas tulis.terbentuk noda
dari tetesan larutan tsb yang berwarna putih transparan pada kertas pembentukan
noda terjadi karena minyak tidak dapat menyatu dengan air.minyak
merupakan senyawa yang bersifat non polar yang hanya dapat larut dalam pelarut
sejenis, sehingga minyak tidak dapat larut dalam pelarut-pelarut tersebut.
2.
Uji
kelarutan lemak
Dari praktikum uji
kelarutan lemak di peroleh hasil
tabung
1 yang berisi minyak kelapa dan aquades tidak larut melainkan hanya bercampur
sementara, setelah didiamkan sesaat, larutan kembali seperti semula. Sedangkan
pada tabung 2 yang berisi minyak kelapa dan campuran alkohol 96% eter, serta
tabung 3 yang berisi minyak kelapa dan kloroform menunjukkan hal yang sama
yakni sama-sama larut dalam minyak kelapa. Untuk tabung 4 yang berisi minyak
kelapa dan NaCO3 0,5% menunjukkan reaksi yaitu kedua larutan
bercampur dan larut tetapi tidak sempurna.
bahwa minyak tidak bisa
larut kecuali dalam eter
dan bensin. Minyak tidak dapat larut dalam Aquades dan Na2SO3,
karena pelarut-pelarut tersebut merupakan pelarut yang bersifat polar. Sedangkan minyak merupakan senyawa yang
bersifat non polar yang hanya dapat larut dalam pelarut sejenis, sehingga
minyak tidak dapat larut dalam pelarut-pelarut tersebut.
3.
Uji
pembentukan emulsi
Pada
praktikum uji pembentukan emulsi pada tabung 1 yang berisi minyak kelapa dan
aquades tidak menunjukkan adanya emulsi dan tidak bercampur karena minyak tidak
larut dalam aquades dan karena berat jenis lemak cair (0.915-0,940) lebih
rendah dari berat jenis air (1) sehingga lemak terapung,
pada
tabung 2 yang berisi minyak kelapa, aquades dan Na2CO3 menunjukkan
adanya emulsi tetapi tidak sempurna,
pada
tabung 3 yang berisi minyak kelapa, aquades dan larutan sabun, tidak
menunjikkan adanya emulsi,
pada
tabung 4 yang berisi minyak kelapa dan larutan protein serta tabung 5 yang
berisi minyak kelapa dan larutan empedu encer menunjukkan adanya emulsi.
Emulsi
adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak
saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau
emulsifying agent yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh
bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan
disekeliling minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan, sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lainya. Bahan emulsifier dapat berupa : protein, gum, sabun, atau garam empedu.
bahwa
apabila pada suatu bahan yang diujikan terdapat lemak maka akan mengalami
emulsi dengan sempurna yang ditunjukkan dengan adanya endapan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan Pada
praktikum pengujian noda lemak, uji kelarutan dan uji emulsi ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.
pembentukan noda
terjadi karena minyak tidak dapat menyatu dengan air.minyak
merupakan senyawa yang bersifat non polar
2.
Minyak tidak dapat
larut dalam Aquades dan Na2SO3, karena pelarut-pelarut
tersebut merupakan pelarut yang bersifat polar.
Sedangkan minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar
3.
apabila pada suatu
bahan yang diujikan terdapat lemak maka akan mengalami emulsi dengan sempurna
yang ditunjukkan dengan adanya endapan.
Daftar Pustaka
apik joo
BalasHapusistimewa joo
BalasHapusterima kasih,, mungkin anda bisa menambahkan laaporan - laporan yang lainnya agar menjadi leteratur yang bermanfaat.
BalasHapusoke terima kasih
BalasHapus